Tips Pintar Pecah Deposito untuk Tingkatkan Likuiditas Tanpa Kurangi Untung

Aditya

Tips Pintar Pecah Deposito untuk Tingkatkan Likuiditas Tanpa Kurangi Untung

Deposito berjangka dikenal sebagai instrumen investasi aman, stabil, dan cocok untuk menyimpan dana dalam jangka pendek hingga menengah.

Satu kelemahannya adalah likuiditas rendah – uang yang ditempatkan tidak bisa ditarik sewaktu-waktu tanpa terkena penalti.

Solusinya? Gunakan strategi pecah deposito atau deposito laddering, sebuah trik cerdas untuk meningkatkan fleksibilitas dana tanpa harus mengorbankan tingkat bunga yang kompetitif.

Artikel ini akan membahas cara kerja laddering, manfaatnya, dan tips praktis menjalankannya agar Anda bisa mengelola dana deposito dengan efisien.

Apa Itu Strategi Pecah Deposito (Laddering)?

Pecah deposito adalah strategi membagi dana investasi menjadi beberapa bagian kecil dengan tenor berbeda-beda, misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

Tujuannya adalah untuk:

  • Menjaga likuiditas sebagian dana dalam waktu dekat
  • Tetap mengakses bunga tinggi dari tenor panjang
  • Menghindari penalti saat mencairkan dana lebih awal

Alih-alih menempatkan seluruh dana dalam satu tenor panjang, Anda memecahnya agar ada dana yang jatuh tempo secara berkala.

Ilustrasi Strategi Laddering Deposito

Misalnya, Anda punya dana Rp100 juta:

JumlahTenorTanggal Jatuh Tempo
Rp25 juta1 bulan1 Agustus
Rp25 juta3 bulan1 Oktober
Rp25 juta6 bulan1 Januari
Rp25 juta12 bulan1 Juli tahun depan

Saat deposito 1 bulan jatuh tempo, Anda bisa:

  • Cairkan dan gunakan untuk kebutuhan
  • Atau perpanjang ke tenor 12 bulan agar terus mendapat bunga optimal
Baca Juga:  Membongkar Rahasia Sukses Investasi Jangka Panjang

Lama-lama, Anda akan punya satu deposito jatuh tempo setiap bulan atau kuartal, tanpa kehilangan return tinggi dari jangka panjang.

Keuntungan Strategi Pecah Deposito

1. Meningkatkan Likuiditas

  • Ada dana yang bisa dicairkan dalam waktu dekat
  • Tidak perlu mencairkan seluruh deposito dan kena penalti

2. Memaksimalkan Bunga Deposito

  • Bisa tetap nikmati bunga tenor panjang meski sebagian dana berjangka pendek

3. Menghindari Risiko Timing Suku Bunga

  • Dengan pecah dana ke beberapa tenor, Anda bisa tetap fleksibel saat suku bunga naik/turun
  • Jika bunga naik di masa depan, Anda bisa re-deposit saat jatuh tempo di tingkat bunga yang lebih tinggi

4. Lebih Aman dan Terkendali

  • Tidak semua dana “terkunci”
  • Cocok untuk dana pensiun, dana pendidikan, atau rencana besar dalam 1–2 tahun ke depan

Tips Praktis Strategi Laddering Deposito

1. Gunakan Jumlah dan Tenor yang Proporsional

  • Idealnya, bagi dana menjadi 3–5 bagian
  • Kombinasikan tenor: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan

2. Perhatikan Minimal Penempatan

  • Beberapa bank punya minimum penempatan deposito: Rp1 juta–Rp10 juta
  • Sesuaikan jumlah pecahan dengan kebijakan bank Anda

3. Pilih Bank dengan Bunga Kompetitif

  • Gunakan aplikasi perbandingan bunga deposito seperti Lifepal, CekAja, atau situs resmi bank digital
  • Bank digital seperti NeoBank, Allo Bank, Jago sering memberi bunga tinggi (5–6% per tahun)

4. Hindari Biaya & Penalti

  • Pastikan tenor yang Anda pilih sesuai kebutuhan
  • Jangan tarik dana sebelum jatuh tempo kecuali sangat mendesak
Baca Juga:  Cara Beli Obligasi untuk Pemula: Langkah Mudah Mulai Investasi di Pasar Modal

 5. Cek Status Penjaminan LPS

  • Total dana per bank tidak lebih dari Rp2 miliar per nasabah
  • Simpan di bank berbeda jika total dana besar

Kombinasi Laddering + Auto-Roll Over (ARO)

Gunakan fitur ARO (perpanjangan otomatis) hanya untuk deposito tenor panjang setelah Anda yakin tidak butuh dana tersebut dalam waktu dekat.

Dengan strategi ini, Anda bisa:

  • Menjaga konsistensi imbal hasil
  • Tetap fleksibel untuk dana jangka pendek

Pastikan tetap evaluasi suku bunga secara berkala sebelum ARO aktif, agar tidak terjebak di bunga rendah.

Kapan Laddering Cocok Digunakan?

Strategi ini sangat cocok jika Anda:

  • Ingin mendapat return lebih tinggi dari tabungan, tapi tetap butuh akses dana tertentu secara berkala
  • Memiliki dana idle Rp50 juta–Rp500 juta
  • Merencanakan pengeluaran dalam jangka 3–12 bulan ke depan
  • Menghindari risiko suku bunga yang terus berubah

Strategi pecah deposito (laddering) adalah cara pintar mengelola dana berjangka tanpa kehilangan fleksibilitas.

Anda tidak hanya bisa menjaga likuiditas, tapi juga tetap mengunci bunga tinggi dari tenor panjang.

Dengan sedikit perencanaan dan disiplin, deposito bukan hanya tempat “menyimpan aman”, tapi bisa menjadi alat investasi pasif yang menguntungkan dan fleksibel.

Rekomendasi

Bagikan: