8 Strategi Trading dengan Teknik Price Action: Tanpa Indikator, Lebih Tajam

Aditya

Strategi Trading dengan Teknik Price Action: Tanpa Indikator, Lebih Tajam

Dalam dunia trading, banyak orang bergantung pada berbagai indikator seperti RSI, MACD, Bollinger Bands, dan sejenisnya. Tapi, tahukah kamu bahwa banyak trader profesional justru lebih memilih naked chart alias grafik polos tanpa indikator sama sekali?

Yup, mereka menggunakan price action – sebuah teknik membaca pergerakan harga murni dari candlestick, support-resistance, breakout-fakeout, dan struktur pasar. Teknik ini mengajarkan kita untuk “membaca” psikologi pasar secara langsung dari aksi harga.

Buat kamu yang ingin lebih jago membaca pasar tanpa tergantung pada alat bantu, yuk simak 8 strategi trading dengan teknik price action berikut ini!

Pahami Dulu: Apa Itu Price Action?

Sebelum masuk ke strateginya, penting untuk tahu dulu apa itu price action. Secara sederhana, price action adalah analisis pergerakan harga murni tanpa menggunakan indikator tambahan. Yang dilihat cuma:

  • Candlestick
  • Level support dan resistance
  • Struktur pasar (market structure)
  • Breakout atau fakeout

Dengan memahami price action, kamu bisa melihat “cerita” yang terjadi di balik pergerakan harga.

Siapa yang dominan, buyer atau seller? Di mana harga cenderung mantul? Di mana jebakan pasar terjadi? Semua itu bisa terbaca!

1. Candlestick Reversal Pattern

Strategi pertama dan paling populer adalah membaca pola candlestick reversal, misalnya:

  • Pin Bar: Ekor panjang menunjukkan penolakan harga.
  • Engulfing Candle: Sinyal pembalikan kuat saat candle besar menelan candle sebelumnya.
  • Doji: Menandakan keraguan pasar dan potensi pembalikan.
Baca Juga:  10 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Memulai Trading Forex

Contoh:

Jika kamu melihat Bullish Engulfing di area support, itu bisa jadi sinyal buy yang cukup solid. Tapi tentu, harus dikonfirmasi dengan konteks market secara keseluruhan.

2. Support dan Resistance

Support adalah area di mana harga cenderung mantul ke atas.
Resistance adalah area di mana harga cenderung mantul ke bawah.

Strateginya:

  • Buy di area support, apalagi kalau muncul candlestick reversal seperti pin bar.
  • Sell di area resistance, kalau ada konfirmasi tekanan seller.

Tips: Gunakan timeframe H1 ke atas untuk melihat level support-resistance yang lebih valid dan tidak terlalu noise.

3. Breakout dan Retest

Salah satu peluang emas dalam price action adalah saat terjadi breakout dari support atau resistance penting.

Tapi hati-hati! Banyak breakout ternyata palsu (fakeout). Oleh karena itu, kamu bisa tunggu retest – yaitu harga kembali ke area yang di-break dan memantul, baru ambil posisi.

Contoh:

Harga break resistance → kembali turun retest resistance → muncul bullish pin bar → entry buy di sana!

4. False Breakout (Fakeout)

Trading dengan Teknik Price - False Breakout (Fakeout)

Fakeout adalah “jebakan” klasik di pasar. Banyak trader pemula tertipu dengan breakout yang seolah valid, padahal hanya jebakan market maker.

Cara membaca fakeout:

  • Harga menembus level penting (misalnya support)
  • Tapi segera kembali masuk ke dalam range (false breakout)
  • Lalu bergerak berlawanan dengan arah breakout
Baca Juga:  Robo-Advisor: Investasi Otomatis untuk Generasi Milenial

Gunakan fakeout ini sebagai sinyal konfirmasi kebalikan. Breakout support tapi ternyata fakeout → sinyal buy kuat!

5. Trend Continuation dengan Inside Bar

Inside Bar adalah pola di mana candle berada dalam jangkauan candle sebelumnya. Ini menunjukkan konsolidasi atau jeda dalam pergerakan pasar.

Strateginya:

  • Kalau muncul Inside Bar dalam uptrend, tunggu break ke atas untuk entry buy.
  • Sebaliknya, dalam downtrend, tunggu break ke bawah untuk entry sell.

Inside bar bagus digunakan untuk strategi follow the trend dengan risiko minim.

6. Struktur Pasar (Market Structure)

Ini adalah dasar penting price action yang sering diabaikan:

  • Higher High (HH) dan Higher Low (HL) → menunjukkan uptrend.
  • Lower High (LH) dan Lower Low (LL) → menunjukkan downtrend.

Strateginya:

  • Entry buy saat harga membentuk Higher Low pada struktur uptrend.
  • Entry sell saat harga membentuk Lower High pada downtrend.

Jangan melawan arus – ikuti struktur pasar.

7. Supply and Demand Zone

Agak mirip dengan support-resistance, tapi supply-demand zone lebih fokus pada area konsolidasi kuat sebelum harga bergerak tajam.

Tanda-tanda zona supply atau demand:

  • Harga bergerak sideways lalu breakout dengan volume besar.
  • Di area itu biasanya ada banyak pending order institusi.

Strategi:

  • Buy di demand zone saat harga kembali ke area tersebut.
  • Sell di supply zone saat harga retest ke atas.
Baca Juga:  Bagaimana Cara Memulai Investasi di Pasar Saham

8. Entry dengan Konfirmasi Price Action

Terakhir, gabungkan semuanya untuk konfirmasi terbaik:

  • Tentukan struktur pasar → cari tren utama
  • Tandai area support-resistance atau supply-demand
  • Tunggu candlestick pattern reversal di area itu
  • Entry saat ada konfirmasi (misalnya pin bar atau engulfing)

Ingat: price action bukan soal tebak-tebakan, tapi soal sabar menunggu konfirmasi dari aksi harga.

Trading dengan price action memberikan banyak keunggulan:

  • Lebih simpel tanpa indikator ribet
  • Lebih tajam membaca psikologi pasar
  • Cocok untuk semua jenis pasar (forex, saham, kripto)

Namun, kuncinya ada pada pemahaman struktur pasar dan kesabaran menunggu konfirmasi.

Jangan buru-buru masuk hanya karena lihat pola candle doang – pastikan kamu punya alasan logis berdasarkan struktur dan zona penting pasar.

Kalau kamu bisa kuasai 8 strategi di atas, maka peluang untuk entry tajam tanpa banyak noise akan meningkat drastis!

Rekomendasi

Bagikan: