8 Tips Jitu Menentukan Nama Startup yang Keren dan Bermakna

Aditya

Tips Jitu Menentukan Nama Startup yang Keren dan Bermakna

Menentukan nama untuk startup bisa jadi salah satu proses paling bikin pusing, tapi juga paling penting. Nama yang kamu pilih bukan cuma jadi identitas di kartu nama, tapi juga jadi wajah utama brand-mu di mata dunia.

Nama startup yang bagus bisa memperkuat branding, menarik perhatian calon konsumen, dan mudah dikenang.

Sebaliknya, nama yang kurang tepat bisa bikin bisnis kamu terlihat biasa-biasa aja – atau malah membingungkan.

Nah, supaya kamu nggak salah langkah, yuk simak 8 tips jitu untuk menentukan nama startup yang keren, bermakna, dan tahan lama!

1. Pahami Dulu Identitas Brand Kamu

Sebelum kamu mikirin nama, kamu harus tahu dulu “siapa” brand kamu. Apa yang ingin kamu sampaikan ke pasar? Apakah kamu ingin terlihat ramah, modern, eksklusif, berani, atau tradisional?

Contoh:

  • Kalau kamu bikin startup teknologi modern → pilih nama yang terkesan inovatif (misalnya: Gojek, Tokopedia).
  • Kalau kamu bangun bisnis lokal seperti kopi atau makanan → nama bernuansa Indonesia atau lokal bisa jadi nilai tambah (contoh: Kopi Kenangan, Makaroni Ngehe).

Tips: Tentukan tone branding kamu (serius vs santai, lokal vs global, tech vs tradisional), lalu cocokkan nama dengan tone tersebut.

2. Gunakan Generator Nama untuk Inspirasi

Kalau otak udah mentok, coba manfaatkan generator nama bisnis online. Beberapa tools populer antara lain:

  • Namelix
  • Shopify Business Name Generator
  • Oberlo
  • BrandBucket
Baca Juga:  Kesalahan Umum Startup: 8 Alasan Mengapa Bisnis Gagal dan Cara Menghindarinya

Cukup masukkan kata kunci utama dari bidang bisnismu, dan kamu akan mendapat berbagai inspirasi. Tapi ingat, gunakan sebagai referensi, jangan langsung dijiplak mentah-mentah.

3. Lakukan Brainstorming yang Terstruktur

Cara terbaik untuk menemukan nama adalah dengan melakukan brainstorming bersama tim atau teman-teman kreatif. Tapi jangan asal tebak-tebak.

Mulai dengan langkah berikut:

  • Tulis kata kunci tentang produk atau jasa kamu
  • Catat keunikan dan keunggulan startup kamu
  • Buat daftar kata dari bahasa asing (Latin, Jepang, Sansekerta, dll) yang maknanya relevan
  • Gabungkan dua kata jadi satu (contoh: Traveloka = Travel + Loka)

Ingat: Nama yang pendek, mudah diucap, dan tidak lebih dari 2–3 suku kata akan lebih mudah diingat.

4. Ambil Keputusan Final Sendiri

Banyak pendiri startup yang minta pendapat teman, keluarga, bahkan followers – dan itu sah-sah saja. Tapi pada akhirnya, keputusan akhir ada di tangan kamu sebagai pemilik visi dan misi bisnis.

Terlalu banyak masukan bisa bikin kamu terjebak untuk menyenangkan semua pihak, dan hasil akhirnya jadi nama yang datar dan generik. Dengarkan masukan, tapi tetap percaya pada insting bisnis kamu.

5. Jangan Terlalu Sempit atau Terlalu Harfiah

Nama bisnis seperti “Toko Casing HP 24 Jam” mungkin menjelaskan dengan sangat gamblang, tapi juga membatasi ruang gerak.

Gimana kalau di masa depan kamu ingin jual smartwatch atau gadget lain?

Baca Juga:  Desain Kemasan Produk: Strategi Kunci untuk Meningkatkan Branding dan Penjualan

Hindari nama yang terlalu deskriptif atau terlalu spesifik pada satu produk. Pilih nama yang fleksibel untuk ekspansi di masa depan.

6. Jangan Terlalu Umum, Tapi Juga Jangan Sulit

Nama seperti “Teknologi Solusi Jaya” atau “Global Digital Mandiri” terdengar aman, tapi sayangnya mudah tenggelam di antara ribuan nama lain.

Sebaliknya, nama seperti “Xynphar” bisa terlihat keren, tapi sulit diucapkan dan diingat.

Tips:

  • Uji ke beberapa orang: bisa diucapkan dengan benar? Mudah diingat?
  • Cek di Google: apakah nama ini sudah banyak dipakai?
  • Hindari ejaan yang membingungkan seperti “Phunfone” untuk “Funphone”.

7. Waspadai Nama Geografis

Menggunakan nama kota, kabupaten, atau daerah di dalam brand kadang terlihat menarik. Tapi kamu harus berpikir ke depan. Apakah bisnis kamu akan selamanya berada di kota itu?

Contoh:

  • “Sidoarjo Printing” mungkin bagus sekarang, tapi ketika kamu ekspansi ke Jakarta atau bahkan luar negeri, nama ini bisa menjadi kendala branding.

Lebih baik gunakan elemen lokal sebagai tagline atau sub-brand, bukan sebagai nama utama.

8. Cek Legalitas dan Ketersediaan Nama

Terakhir tapi penting banget: cek apakah nama yang kamu pilih tersedia dan tidak dilindungi hukum oleh pihak lain. Hal yang harus kamu cek:

  • Apakah domain .com atau .id-nya masih tersedia?
  • Apakah nama tersebut sudah terdaftar sebagai merek di DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual)?
  • Apakah akun Instagram dan sosial medianya masih kosong?
Baca Juga:  Cara Menghitung Break Even Point: Kapan Bisnis Kamu Mulai Untung?

Gunakan tools seperti:

Nama startup kamu adalah hal pertama yang dilihat dan diingat oleh orang lain. Pastikan kamu memilih nama yang merepresentasikan jati diri brand, mudah diucapkan, relevan, dan punya ruang untuk tumbuh.

Jangan terburu-buru. Ambil waktu untuk eksplorasi, cek ulang, dan uji ke beberapa orang sebelum kamu memutuskan. Ingat, nama yang bagus bisa jadi langkah pertama menuju brand yang sukses!

Rekomendasi

Bagikan: